Archive
Kopi Typica, Arabika Ningrat Yang Jarang Ditemui
Tidak dipungkiri, kopi memang merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak diminum dan juga disukai oleh semua kalangan di seluruh dunia. Ada pameo mengatakan bahwa pagi hari tidak lengkap tanpa adanya kopi yang menemani. Ya, hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat sudah mulai terbiasa dengan menikmati kopi setiap hari. Membincang tentang kopi memang tiada habisnya. Namun, ketika kita berbicara terkait varietas kopi, pernahkah anda mendengar tentang kopi Typica?
Kebanyakan dari kita langsung merujuk pada kopi robusta dan arabika ketika berbicara tentang jenis kopi yang ada. Robusta, meskipun banyak diminati -terutama bagi pecinta kopi pemula, dianggap sebagai kopi kelas kedua karena selain harganya yang relative lebih murah, rasanya pun dianggap biasa dan tidak terlalu pahit.
Sedangkan banyak pecinta kopi ‘veteran’ lebih memilih kopi jenis arabika yang memiliki rasa unik dan beragam dengan rasa asam yang mantap. Padahal, harus kita ketahui bahwa arabika ternyata merupakan persilangan dari kopi robusta dengan coffea eugonioides. Varietas baru kopi ini lantas menyebar di seluruh penjuru dunia dan menganggap Ethiopia sebagai tanah kelahirannya.
Typica, satu diantara Arabica terbaik
Seiring berkembangnya zaman, popularitas kopi arabika semakin menanjak dan mengalahkan kopi robusta yang dikenal khalayak jauh sebelum kopi arabika. Permintaan pasar akan kopi arabika yang semakin naik membuat para peneliti berlomba untuk menciptakan varietas kopi arabika baru yang beragam untuk memberikan banyak pilihan kepada para pecinta kopi di seluruh dunia. Banyak sekali jenis kopi arabika yang dihasilkan melalui proses penelitian dan persilangan. Salah satunya adalah kopi ningrat Typica.
Ya, Typica sering disebut kopi arabika ningrat oleh khalayak. Penyebutan ini tentu saja bukan tanpa sebab. Typica adalah salah satu diantara kopi arabika terbaik yang berhasil dikembangkan. Karakter kopi ini sangat khas dan rasanya sangat mantap. Beragam hal menarik hadir di dalam kopi tersebut dan membuatnya menjadi salah satu kopi arabika yang tidak hanya terbaik, tetapi juga berharga mahal.
Sejarah dan Penanaman Kopi Typica di Indonesia
Sebenarnya, kopi Typica merupakan salah satu jenis varietas kopi arabika tertua yang ada di Indonesia. Kopi ini sudah masuk ke wilayah Indonesia bahkan sejak masih dalam jaman kolonial Belanda. Pertama kali, kopi ini mulai dikembangkan di beberapa dataran tinggi di Indonesia dengan metode yang sederhana. Namun, karena kurangnya teknik penanaman yang dipahami serta masih serba terbatasnya alat untuk penanaman, kopi ini lebih sering gagal panen dan mati. Selain itu, kerusakan secara massive varietas kopi ini di Indonesia juga disebabkan oleh serangan penyakit karat daun yang diduga berhubungan dengan basis genetiknya yang tergolong sempit.
Namun, varietas kopi ini terselamatkan dari kepunahan. Beberapa varietas kopi Typica lokal di Indonesia yang bisa bertahan dengan selamat adalah kopi Bergendal dan kopi Sidikalang yang banyak ditemukan di beberapa dataran tinggi yang ada di Sumatera, Sulawesi dan juga Flores. Perlu diketahui, kopi ini cenderung tumbuh baik dan subur di dataran tinggi yang terpencil yang alamnya masih terasa sangat asri dan tidak banyak terkena polusi.
Untuk penanamannya sendiri, Typica memang membutuhkan penerapan khusus yang sedikit lebih ribet dibandingkan dengan kopi lainnya. Ia sangat cocok ditanam di dataran tinggi di Indonesia dengan suhu yang relative stabil. Selain itu, tanah yang cocok untuk penanaman adalah tanah dengan kandungan bahan organik paling sedikit sekitar 3%. Fisik tanah berpengaruh sangat besar terhadap keberlangsungan hidup kopi arabika Typica dan keberhasilan panen. Untuk diketahui, kopi ini akan berbunga setelah musim hujan dan biasanya diperlukan waktu tanam sekitar 7 hingga 9 bulan untuk sekali panen. Tidak sampai disitu, saat panen, Typica merupakan salah satu kopi yang hasilnya cukup sedikit namun kualitas kopinya sangat baik. Hal inilah salah satu alasan kenapa Typica disebut sebagai kopi ningrat!
Dewasa ini, Typica menjadi salah satu kopi yang dikembangkan secara khusus di Indonesia. Permintaan akan kopi arabika yang berkualitas dengan rasa yang mantap membuat banyak petani dan peneliti kopi ingin mengembangkannya agar bisa memenuhi permintaan pasar. Tercatat beberapa daerah mulai serius mengembangkan jenis kopi arabika ini, seperti daerah dataran tinggi di Jawa Barat dan daerah lereng gunung Merapi, Yogyakarta. Adanya pengembangan ini tentu saja menjadi sebuah kabar yang menggembirakan, khususnya bagi para pecinta kopi yang rindu akan kopi yang berkualitas tinggi.
Keluarga Arabika Lainnya
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, kopi Typica merupakan salah satu jenis kopi arabika terbaik dan mendapatkan julukan ningrat karena karakteristiknya yang spesial. Namun, kita juga tahu bahwa kopi arabika induk dari Typica, memiliki banyak sekali jenis varietas yang muncul dan dikembangkan. Nah, ada baiknya kita juga mencoba mengenal beberapa keluarga kopi arabika lainnya sebagai pembanding dan tambahan wawasan. Simak beberapa informasi unik terkait jenis lain kopi arabika di bawah ini.
Kopi Bourbon
Ini merupakan salah satu kopi hasil dari mutasi genesis Typica. Pertama kali, Bourbon ditanam di daerah Perancis hasil dari pemberian Belanda di sebuah pulau bernama Bourbon, asal nama dari kopi ini. Typica tersebut mengalami mutasi genetis karena terpengaruh oleh kondisi alam di sekitar sana dan menghasilkan biji kopi yang berwarna merah, kuning, hingga orange dengan produksi yang meningkat sekitar 30% dari Typica biasa.
Kopi Mundo Novo
Jenis kopi Typica ini ditemukan di daerah Mundo Novo, Brazil sekitar tahun 40an. Merupakan salah satu keluarga arabika tertua yang ada di dunia. Kopi ini ternyata masih kerabat dari Typica yang disilangkan dengan Bourbon. Persilangan kedua kopi ini tergolong sangat sukses karena berhasil membudidayakan kopi berkualitas dengan hasil panen yang melimpah dan juga tahan oleh serangan hama. Kebanyakan ditanam di atas tanah setinggi 1000 mdpl.
Maragogype
Maragogype adalah salah satu varietas kopi arabika yang cukup mudah untuk dikenali. Ia adalah jenis kopi mutasi dari kopi arabika Typica yang ditemukan di Brazil. Kopi ini mudah dikenali karena memiliki biji yang berukuran lebih besar daripada kopi lainnya. Selain itu, kopi arabika ini memiliki pohon yang tergolong lebih tinggi dan tahan hama tetapi hasil panennya tergolong lebih rendah dibandingkan dengan jenis kopi arabika lainnya.
Gesha
Pesaing nyata dari Typica sebagai salah satu kopi arabika ningrat sebenarnya adalah Gesha. Ini merupakan salah satu kopi arabika yang sangat misterius dari semua jenis kopi arabika yang ada. Tidak hanya sangat jarang ditemukan di pasaran, tetapi juga harganya pun tergolong sangat mahal. Konon, kopi Gesha ini ditanam di Panama.
Demikian beberapa hal menarik tentang kopi Typica yang merupakan salah satu kopi arabika terbaik yang ada di dunia. Sebagai pecinta kopi, kita tentu tidak boleh hanya berperan sebagai penikmat tetapi juga berusaha memperkaya pengetahuan terkait kopi.