Archive

Archive for the ‘Kopi Nusantara’ Category

Harum Kopi Arabika di Kaki Gunung Tertinggi Sumatera

October 23, 2020 Leave a comment

Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi di Sumatera dengan ketinggian 3.805 m dpl yang dijuluki “Atap Sumatera”

Di kaki Gunung Kerinci terdapat perkebunan teh tertua di Indonesia, sudah ada sejak 1925, saat zaman kolonial Belanda

Ditengah luasnya perkebunan teh, terdapat pengolahan kopi arabika Kerinci yang dikenal sebagai kopi konservasi. Pasarnya mulai dari dalam hingga luar negeri

Awalnya petani kopi di Kerinci dikenal sebagai perambah hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat [TNKS]. Namun berkat pendampingan, stempel itu perlahan hilang menjadi petani yang peduli hutan dan alam

Gelap berganti terang. Kabut mulai menyingkap, memperlihatkan kemegahan Gunung Kerinci [3.805 m dpl] pukul 05.30 WIB. Gunung tertinggi di Pulau Sumatera berjuluk atapnya Pulau Sumatera. Saya menyaksikan langsung pemandangan itu dari jendela lantai dua homestay milik Subandi di Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Di depan homestay, terdapat tugu dengan patung macan sebagai penanda jalan. Toko dan rumah penduduk masih tertutup. Sepi.

Pagi itu, Kamis 31 Januari 2019, saya tak sendirian. Tiga teman perjalanan terlebih dulu menyusuri kebun teh. Ketika mendengar suara cericit burung, mereka mengeluarkan binokular dan memantau burung. Mereka adalah Pantiati, Biodiversity Officer dan Abdullah Kadir Diko, Community Participation Officer. Keduanya bekerja pada Burung Indonesia untuk program Gorontalo. Serta Sukifli, mahasiswa biologi dari Universitas Negeri Gorontalo.

“Biasanya jam 7.00 pagi para pekerja bergegas menuju perkebunan teh,” kata Subandi.

Subandi adalah lelaki 50-an tahun. Ia satu dari sekian pemilik homestay di sini. Di tempatnya sering disinggahi para pendaki dan juga peneliti, dalam dan luar negeri yang tertarik Gunung Kerinci. Karena sering mendampingi peneliti luar negeri, Subandi mampu berbahasa Inggris dengan baik, dan juga memiliki kemampuan mengidentifikasi burung.

Subandi termasuk perintis homestay di Kayu Aro. Tempatnya sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Gunung Kerinci dan juga perkebunan teh. Ia tak menampik ketika perkebunan teh Kayu Aro disebut kebun teh terluas kedua di dunia setelah pegunungan Himalaya.

Perkebunan teh Kayu Aro disebut kebun teh tertua di Indonesia. Sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda pada 1925.

Gunung Kerinci yang indah dari Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro.

Kopi Arabika Kerinci

Setelah merasakan suasana segar perkebunan teh Kayu Aro, saya bersiap menuju pabrik kopi arabika Kerinci, PT. Agro Tropic Nusantara, dikenal sebagai kopi konservasi. Alamatnya di Desa Sungai Lintang, Kecamatan Kayu Aro Barat, hanya 20 menit naik mobil dari Desa Kersik Tuo.

Seorang perempuan berjilbab, mengenakan jaket menyapa. Ia adalah Emma Fatma, Direktur PT. Agro Tropic Nusantara. “Silahkan dicoba kopi arabika khas Kerinci. Cocok diminum saat udara dingin begini. Lebih enak tanpa gula karena baik untuk kesehatan,” kata Emma ramah.

Latar belakang Emma adalah aktivis lingkungan di Jambi. Ia pernah bergabung WWF Indonesia hampir 20-an tahun. Bersama aktivis lain di Jambi, ia mendirikan organisasi lingkungan bernama Lembaga Tumbuh Alami [LTA].

Objek wisata air terjun di TNKS

Emma adalah sosok penting mengorganisir dan mendampingi petani kopi untuk tidak lagi membuka kebun di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat [TNKS]. Ia berhasil mengubah stempel petani perambah hutan menjadi petani peduli hutan dan alam.

“Banyak tantangan ketika pertama kali saya mendampingi petani kopi di sini. Mulai dari penolakan, dicerca, hingga ancaman. Selama 3 hingga 4 tahun saya damping, hasilnya terlihat 2013,” ceritanya.

Total, sekitar 800-an petani kopi binaannya, namun hanya 500-an yang setia mengirimkan hasil panen ke pabrik milik Emma. Dalam satu hari, kopi yang masuk rata-rata 10 ton. Jika musim panen, bisa 15 hingga 20 ton. Emma juga mendirikan Credit Union atau koperasi kredit sebagai tempat simpan pinjam petani kopi. Ia menerapkan sistem bonus; setiap satu kilogram, petani mendapatkan Rp100.

“Uang itu dikumpulkan di koperasi, keuntungannya dikembalikan kepada petani sendiri,” ujarnya.

Emma Fatma, Direktur PT. Agro Tropic Nusantara, bersama rekan sejawatnya. Emma adalah sosok dibalik berkurangnya perambahan di TNKS dengan mendampingi petani kopi.

Namun sebagaimana tujuan awal mendampingi petani kopi dengan menerapkan prinsip ekologis, Emma memberikan syarat mutlak. Petani tidak boleh menggunakan unsur kimia berbahaya seperti pestisida, juga menanam dengan sistem agroforestry atau kebun campur; kopi harus ada tanaman pelindung lain.

“Ada berbagai jenis pohon pelindung seperti lamtoro, alpukat, cempaka, atau jeruk. Petani binaan ini rata-rata memili luas lahan satu hektar,” ungkapnya.

Pernah, ada petani yang berbuat “nakal” memasukan kopi yang ditanam di kawasan TNKS, ke pabriknya. Namun si petani, kata Emma, lupa bahwa pihaknya rutin ke lapangan dan mempunyai titik koordinat lahan. Petani itu dicoret dan tidak lagi mendapat binaan.

Proses penjemuran kopi arabika Kerinci. Tampak latar belakang Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Sumatera.

Setelah berbincang, Emma mengajak saya melihat pengolahan kopi arabika. Mulai dari perendaman, pemilihan biji terbaik, pengeringan, hingga sistem pengemasan.

Emma menjelaskan, isu lingkungan menjadi “jualan” kopi arabika Kerinci ini, termasuk pengolahannya. Untuk itu ia menerapkan sistem recycle; dari kopi kembali ke kopi, limbah atau ampas dijadikan pupuk. Sehingga kopi benar-benar organik.

“Prosesnya benar-benar bersih. Petani tidak ada yang pakai pestisida. Karena ada konsumen yang fanatik dengan rasa dan kebersihan,” terang Emma.

Desa Kersik Tuo, dengan perkebunan tehnya dan pemandangan Gunung Keringi yang mulai tertutup awan.

Pasaran kopi petani Kerinci telah merambah luar negeri. Perusahaan yang dikelola Emma telah kerja sama dengan dua perusahaan di Amerika, yang memiliki cabang di Eropa, seperti Inggris dan Jerman. Selebihnya, dijual di dalam negeri, termasuk juga menjalin kerja dengan Starbucks.

Meski kopi arabika Kerinci telah memiliki “branding” tersendiri, Emma tidak berhenti melakukan edukasi ke petani. Bahkan di kawasan enclave di Renah Pemetik, Kecamatan Air Hangat Timur, ia berhasil menjadikan petani kopi di sini sebagai mitra konservasi Balai TNKS. Pendampingannya menjadi pilot project pengelolaan kawasan.

“Saya berulang menyampaikan kepada petani bahwa hutan itu harus dijaga. Kalau tidak, kita akan hancur. Kopi Kerinci adalah kopi konservasi, harus mampu menjaga kawasan,” tegas Emma.

Menjelang siang, saya pulang. Megahnya Gunung Kerinci perlahan tertutup awan dan menghilang dari pandangan.


Rahmadi R, February 24, 2019

Sumber:

Kopi-Kopi Ini Harus Disajikan Dengan Gula!

Ada yang bilang “jangan ada gula di antara kopi”. Tapi menu-menu kopi berikut ini memang diracik dengan menggunakan gula. Lho?

UMUMNYA pencandu kopi kelas tinggi enggan sekali menikmati kopi dengan campuran gula. Mereka gemar menikmati kopi hitam yang diseduh manual, espresso dan turunannya dan kopi susu yang tak terkontaminasi gula. Namun, ada beberapa menu kopi yang memang sudah dari sananya diracik dengan menggunakan campuran gula. Tanpa gula, menu-menu kopi istimewa ini takkan lagi sama nikmatnya. Dan kita pun mungkin pernah menikmati kopi-kopi ini tanpa merasa terganggu dengan gula yang ada pada secangkir kopi  itu. Mau tahu kopi-kopi apa saja yang mengandung gula dan kita tak keberatan sama sekali dalam menikmatnya?

Turkish Coffee

Bukannya Turkish Coffee adalah kopi hitam pekat nan kental yang dimasak di atas pasir panas dengan menggunakan cezve ya? Ya benar sekali namun ada tambahan sejumput gula juga di dalamnya, kawan. Jika kamu perhatikan dengan baik atau kamu cek beberapa resep yang ada, Turkish Coffee yang otentik diracik dengan menggunakan kopi yang digiling dengan sangat halus, dicampur sejumput gula dan ditambahi air. Ada keterlibatan gula yang menjadikan kopi ini begitu kental dan memberi kenikmatan yang khas.

Kopi Susu Kekinian

Siapa yang suka minum kopi susu kekinian yang rasanya begitu nyaman? Pasti tahu bahwa kopi-kopi susu ini mengandung campuran gula. Baik gula pasir, gula merah, gula aren sampai dengan gula kelapa. Tanpa kehadiran gula di antara kopi dan susu, kopi susu kekinian ini takkan sama nikmatnya. Jadi peran gula ternyata sebegitu pentingnya ya untuk menu kopi yang satu ini!

Kopi Tubruk

“Masa sih kopi tubruk pakai gula?” Meski tak selalu, tapi di beberapa warung pinggir jalan dan beberapa lokasi di desa-desa di negeri ini, kopi tubruk umumnya disajikan bersama gula. Kopi halus yang disiram air panas mendidih atau terkadang dimasak bersama airnya kemudian dicampur gula pasir. Diaduk beberapa kali lalu ketika mendingin diseruput sedap. Jangan lupa gorengannya! Kopi tubruk dengan gula disinyalir sebagai tenaga dan fondasi awal yang menularkan energi untuk memulai hari. Rasanya mengandung kenangan bukan skor dan nilai dari para ahli!

Foto utama dari  greatist.com

Source:

Namoura Arabika Sidikalang Bubuk

September 20, 2020 Leave a comment
𝐍𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑𝐀 𝐂𝐎𝐅𝐅𝐄𝐄

Mengenal beragam jenis kopi yang sudah mendapat predikat sebagai kopi terbaik tentu tak lepas dari jenis kopi satu ini, kopi Sidikalang. Jenis kopi satu ini ternyata tidak kalah populer dengan jenis kopi yang lain seperti kopi Luwak. Sama sama berasal dari Indonesia, kopi Sidikalang ternyata juga mendapat pengakuan dari banyak pencinta kopi tidak hanya di Indonesia tapi  juga di negara negara lain seperti negara Amerika Serikat. Pertanyaannya, lalu apa yang menjadikan kopi Sidikalang ini begitu spesial?

Kopi Sidikalang ini juga sangat terkenal akan cita rasanya yang unik dan lezat. Kopi Sidikalang berasal dari Sumatera, tepatnya di sebuah ibukota kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Selain mendapat pengakuan dari para penikmat kopi di negeri sendiri, negeri Indonesia, kopi Sidikalang ternyata mampu bersaing dengan jenis kopi lain termasuk kopi Brazil. Hal ini tentunya bukan sesuatu yang mengejutkan karena kopi Sidikalang memiliki cita rasa khas yang tidak dimiliki oleh jenis kopi lain. Di tempat asalnya sendiri, pulau Sumatera, boleh dibilang kopi Sidikalang adalah rajanya kopi.

Namoura Coffee dengan bangga menghadirkan ikon kopi sumatera ini untuk kalian para penikmat kopi berkualitas, Arabika Sidikalang Bubuk yang memiliki kadar kafein lebih tinggi dibanding jenis kopi lain pada umumnya, aroma khasnya adalah manis karamel yang berpadu dengan sedikit rasa rempah. Kemudian, after taste khasnya adalah perpaduan antara citrus, dark chocolate dan fruity yang cukup segar. Ikon kopi Sumatera ini kami hadirkan dalam bentuk tiga kemasan, yakni: 250 gram, 500 gram, dan 1 Kg.

Kekeliruan Soal Robusta

September 10, 2020 1 comment

Industri spesialti kopi ‘sekarang’ ini sering menganaktirikan kehadiran robusta. Untuk beberapa kalangan, robusta adalah ‘itik buruk rupa’ yang dipandang sebelah mata.

PADAHAL jauh sebelum industri ini merebak dan di setiap penjuru kota berdiri kedai kopi, robusta pernah berjaya. Dengan rasa yang khas dan kadar kafein yang tinggi robusta pernah jadi primadona. Semua orang mendamba robusta, mencintai pahit dan kuatnya serta tergila-gila pada energi yang dia berikan sesaat setelah teguk.

Industri bergeser, begitu pun kedudukan robusta. Arabika memenuhi setiap panggung karena dianggap flavorful dan memiliki rupa-rupa rasa dan aroma, kafeinnya juga rendah sehingga ‘aman’ dikonsumsi siapa saja. Robusta dianggap ‘anak tiri’, minuman orang-orang ‘dulu’, minuman para tetua, para pekerja kasar yang tak peduli soal rasa dan kualitas.

Padahal mereka tak tahu saja bahwa robusta juga ada kelasnya. Malah ada namanya fine robusta yang merupakan robusta berkualitas tinggi dan ada q-grader-nya juga. Di Viet Nam saya melihat bahwa robusta masih dicintai. Selain dijadikan ca phe sua da, robusta yang kebanyakan datang dari daerah Dalat ini berkualitas baik dengan karakteristik rasa yang tak melulu pahit saja. Mungkin robusta dari Viet Nam adalah salah satu robusta terbaik yang pernah saya coba. Malah diseduh manual pun tetap sedap. Tak sekedar dicampur susu atau ditubruk saja.

Robusta Sidikalang Bubuk Bold
Robusta Sidikalang Bubuk Gold

Robusta bisa juga enak, flavourful, menyenangkan dan dinikmati sama kelasnya dengan arabika hanya saja jika para petani dan mereka yang terlibat dalam prosesnya di hulu tahu bagaimana ‘mengasuhnya’. Pun para roaster juga bisa membantu ‘mengeluarkan’ cita rasa yang tak main-main jika mengenal lebih dalam biji ini.

Kita marilah berhenti menganggap robusta kopi murah dan tak nikmat. Dalam menikmati robusta dibutuhkan pepatah lama tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka nikmat pun turut melayang. Meski umumnya kita temukan di pasar saja, jangan sedih karena kini robusta pun masuk kedai kopi. Tak hanya jadi campuran espresso blend atau ‘kopi susu kekinian’, robusta yang baik pun bisa diseduh dengan ragam cara.

Mari kita memberi kesempatan pada robusta sekali lagi, agar tak arabika saja yang bisa kita nikmati.

Mengenal Kenikmatan Kopi Sumatera, Kopi Terbaik Dunia

September 5, 2020 Leave a comment

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kopi terbesar di dunia. Ada banyak sekali jenis kopi yang tumbuh di indonesia. Salah satunya adalah kopi yang berasal dari sumatera. Bagi peminat kopi, pasti tidak asing dengan nama kopi sumatera. Ini. untuk lebih jelasnya kita akan membahas semua tentang kopi asli sumatera.

Apa Itu Kopi Sumatera

Seperti namanya kopi ini berasal dari sumatera utara. Memiliki cita rasa yang komplek dan berat. Selain itu teksturnya lebih halus dibandingkan jenis kopi lain di dunia. Proses pengelolaannya bisa memakai cara semi washed atau dry processed. Untuk jenis kopi yang tumbuh di pesisir selatan sumatera, dikenal dengan nama kopi lintong. Untuk yang tumbuh di bagian barat. Dikenal dengan kopi gayo dan masih banyak jenis kopi yang berasal dari sumatera lainnya.

Sebagian kopi yang berkualitas di indonesia memang berasal dari sumatera. Kopinya memiliki kekhasan tersendiri. Bahkan di daerah lampung, satu tahun bisa menghasilkan lebih dari 1,5 ton kopi per hektarnya. Masih banyak kebun kopi di sumatera. Sehingga setiap tahunnya selalu dihasilkan kopi yang banyak.

Asal Mula Kopi Sumatera

Kopi sumatera tidak hanya dikenal oleh masyarakat indonesia saja. Bahkan ke popularan kopi ini sampai ke penikmat kopi di luar negeri. Bahkan di amerika serikat, kopi dari sumatera ini laris manis. Asal mula kopi sumatera ini sudah ditanam sejak zaman dulu. Dikembangkan oleh petani lokal, sehingga menghasilkan kopi yang berkualitas dengan tekstur yang enak. Ada kopi lampung, kopi sidakalang, kopi aceh, kopi gayo dan masih banyak lainnya.

Manfaat Kopi Sumatera

Ternyata konsumsi kopi juga memiliki banyak manfaat. Tak hanya untuk mengatasi rasa kantuk saja. Berikut ini manfaat kopi sumatera yang harus anda ketahui:

Bisa meningkatkan memori

Kafein yang ada di kopi ternyata bisa meningkatkan memory. Penyakit alzheimer dan dementia merupakan penyakit yang berhubungan dengan memory. Menurut sebuah penelitian, dengan konsumsi dua gelas kopi setiap harinya. Dapat membantu ingatan lebih lama. Sehingga bisa mencegah terkena penyakit alzaimer atau dementia.

Mencegah Kanker

Konsumsi kopi setiap harinya, ternyata bisa mencegah terkena penyakit kanker endrometrium. Hal ini dikarenakan kandungan didalam kopi bisa menjaga kandungan hormon estrogen dan insulin didalam tubuh. Selain itu kopi mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Sehingga perkembangan sel kanker akan terhambat. Untuk pemilik maag, lebih baik batasi konsumsi kopi.

Mencegah Penuaan Dini

Tidak ingin cepat tua dan keriput, cobalah untuk konsumsi kopi sumatera secara rutin. Kopi mengandung antioksidan, sehingga bisa menghilangkan racun didalam tubuh dari radikal bebas. Ini akan membuat sel beregenerasi dengan baik. Akhirnya keriput hilang dan penuaan dini tidak terjadi. Kulit menjadi lebih bersih dan sehat.

Meningkatkan Metabolisme Tubuh

Jika anda ingin menurunkan berat badan dan membakar lemak, konsumsi kopi bisa membantu. Supaya pembakaran lemak efektif, anda harus meningkatkan sistem metabolisme terlebih dahulu. Olahraga termasuk cara untuk meningkatkan sistem metabolisme. Tetapi konsumsi kopi juga bisa membantu meningkatkan sistem metabolisme tubuh. Kandungan kafein didalam kopi ternyata bisa meningkatkan metabolisme, sehingga lemak cepat terbakar.

Jenis-Jenis Kopi Sumatera

Setelah mempelajari tentang apa itu, asal usul dan manfaat dari kopi asal sumatera ini. Kita akan membahas lebih jauh tentang jenis kopi sumatera yang banyak sekali. Berikut ini penjelasannya.

Kopi Sidakalang

Kopi sidakalang tumbuh di daerah sumatera utara. Memiliki rasa dan aroma yang khas. Daerah ini berada di pegunungan, membuat pohon kopi bisa tumbuh dengan subur. Lokasinya dekat dengan bukit barisan. Memiliki ketinggian sekitar 1300-145- mdpl. Kadar bitterness dari kopi sidakalang cukup instens dan tinggi. Sehingga agak pahit rasanya. Proses pengelolaan dengan cara giling basah.

Kopi Lintong

Namoura Lintong Arabika

Kopi lintong pertama kali masuk ke Sumatera pada tahun 1988, dibawah oleh kolonial belanda. Pertama kali ditanam di daerah bukit barisan yang dekat dengan danau toba. Selain itu juga ditanam di daerah kecamatan linting nihuta. Inilah alasan kenapa diberi nama kopi lintong. Memiliki aroma yang khas dan rasa yang kuat.

Tumbuhnya di daerah kabupaten humbang hasundutan. Lebih tepatnya berasa di kecamatan lintong nihuta dengan ketinggian 1400-1450 mdpl. Ada di danau toba dan kecamatan dolok sanggul dengan ketinggian 1450-1600 mdpl. Ciri-ciri dari kopi lintong antara lain memiliki rasa seperti dark chocolate, aciditynya rendah, bentuknya lebih tebal dan herbal. Proses pengelolaannya dengan cara giling basah.

Kopi Gayo

Namoura Gayo Arabika

Kopi gayo berasal dari dataran tinggi aceh sumatera. Wilayah ini terkenal sebagai kota penghasil kopi berkualitas, Sebagian besar jenis kopi yang diproduksi adalah jenis kopi arabika. Sudah banyak penghargaan yang didapatkan oleh kopi gayo. Ada sertifikat fair trade, indonesia specialty coffe dan masih banyak lainnya. Wilayah tumbuh kopi gayo di sekitar daerah takengon, aceh tengah, gayo lues, dan bener meriah. Ketinggiannya sekitar 1200-1700 mdpl. Untuk pecinta kopi, wajib mengunjungi daerah ini untuk menemukan kopi terbaik di indonesia.

Ciri dari kopi sumatera ini memiliki rasa yang sangat kompleks. Semua rasa, aroma dan tekstur dari kopi gayo sangat sempurna. Tidak ada yang dominan satu sama lainnya. Sehingga memiliki rasa yang benar-benar enak. Bahkan after tasternya cukup panjang. Aromanya sangat enak, aciditynya seimbang dan bodynya juga sedang. Proses pengelolaannya dengan honey, washed process atau natural. Anda wajib untuk menikmati kopi paling enak di indonesia ini.

Kopi Tanah Karo

Kopi tanah karo sudah popular sejak tahun 1900an. Pada waktu itu tentara belanda, membawa kopi ini ke Eropa. Sehingga makin banyak orang yang suka dengan kopi tanah karo ini. Salah satu kopi sumatera ini memiliki rasa yang unik. Sebagian besar kopi yang ditanam di tanah karo jenis arabika. Lokasi penanamannya sekitar kabanjahe, berastagi dan lereng gunung sinabung. Ketinggian sekitar 1275 -1300 mdpl. Rasa kopi karo sedikit ada rasa jeruknya. Jadi seperti ada rasa asam-asam jeruk. Untuk proses pengolahannya dengan cara giling basah.

Kopi Minang Solok

Dulu kopi minang solok tidak begitu terkenal. Masih sedikit orang yang tahu. Tetapi 2 tahun yang lalu, kopi ini semakin popular dan menjadi pilihan kopi terbaik dari sumatera. Berasal dari daerah dataran tinggi solok. Tempat tumbuhnya dekat dengan gunung talang yang memiliki ketinggian 1200-1600 mdpl. Dibandingkan jenis kopi lainnya, kopi minang solok memiliki rasa yang lebih ringan. Rasanya seperti ada rasa buah-buahan. Rasanya hampir mirip dengan kopi afrika. Jika anda tidak suka kopi pahit, kopi minang solok bisa menjadi pilihan yang tepat. Proses pengelolaannya dengan cara honey, washed dan natural.

Kopi Bengkulu

Kopi bengkulu tentunya berasal dari bengkulu. Sebagian besar kopi yang ditanam disini adalah jenis kopi robusta. Di tanam sekitar gunung kaba yang memiliki ketinggian berkisar 800-1400 mdpl. Rasa dari kopi bengkulu bervariasi. Ada yang rasanya seperti buah-buahan, ada yang rasa kakao dan bahkan ada yang rasa rempah-rempah. Untuk proses pengolahannya dengan fully washed atau semi washed.

Kopi Kerinci

Daerah kerinci menghasilkan kopi robusta. Ada beberapa tempat yang menghasilkan kopi arabika. Bahkan pada tahun 2014, ada beberapa tempat yang mulai memproduksi kopi liberica. Banyak ditanam dilereng gubung kerinci. Dengan ketinggian 500-1500 mdpl. Daerah ini kandungan organiknya sangat tinggi. Sehingga bisa menghasilkan kopi yang berkualitas. Selain di lereng gunung kerinci, juga ditanam di daerah batu ampar, gunung tujuh, solok selatan dan sungai penuh. Rasanya seperti campuran antara gerbal dan cinnamon. Kaya dengan rempah-rempah. Proses pengolahan dengan full wash atau giling basah.

Kopi Lampung

Jenis kopi selanjutnya adalah kopi lampung. Jenis ini memang sangat terkenal. Bahkan banyak perusahaan produksi kopi yang memiliki perkebunan didaerah sini. Sebagian besar kopinya adalah kopi robusta. Tempat penanamannya ada di lampung tengah, lampung barat dan tanggamus. Memiliki rasa seperti coklat yang komplek dan tinggi. Proses pengolahannya masih natural atau cara tradisional.

Itulah beberapa jenis kopi sumatera yang bisa anda konsumsi. Setiap jenis memiliki rasa, aroma dan tekstur yang berbeda-beda. Jadi pilihlah varian kopi yang paling anda sukai.

Kapitalisme Belanda dan Perbudakan

het-drogen-van-de-koffie-te-palembang-1920

PADA tahun 1944, pemikir anti-kolonial Karibia, Eric Williams, menulis karya klasiknya Capitalism and Slavery. Buku itu berargumen bahwa kekayaan melimpah yang dipompa Inggris dari perkebunan-perkebunan budak di Hindia Barat pada abad ke-18, berkontribusi secara signifikan bagi Revolusi Industri, dan karena itu juga bagi kelahiran kapitalisme modern.

Tetapi dalam diskusi ini, Belanda dan kerajaan kolonialnya diabaikan. Seringkali sejarawan imperial konservatif di Belanda melihat pertanyaan tentang kontribusi perbudakan bagi kapitalisme sebagai sesuatu yang tidak relevan karena Belanda cukup terlambat dibanding Inggris dalam melewati revolusi industri. Argumen ini mengabaikan peran penting kapital dagang Belanda bagi terobosan yang lebih luas dari kapitalisme Eropa. Secara umum, sejarawan-sejarawan ini biasanya berargumen bahwa kontribusi perbudakan di Hindia Belanda adalah kecil. Mereka juga cenderung untuk memperlakukan sejarah kolonisasi, kekerasan dan perbudakan di Amerika secara terpisah dari sejarah kolonialisme Belanda di Asia, seolah-olah keduanya tidak berkaitan Namun, narasi ini mulai bergeser, bahkan di antara sejarawan-sejarawan yang bekerja di Belanda. Ini dapat menolong untuk menyediakan landasan bagi penulisan kembali sejarah keterlibatan global kerajaan Belanda dalam perbudakan, yang mempertemukan dunia sekitar Samudra Atlantik dan Samudra Hindia dan yang menunjukkan bagaimana kekayaan yang ditimbun di kedua belahan bumi ini menyuplai akumulasi kapital Eropa, dengan kapital Belanda sebagai inisiator, penegak, pengorganisir, dan penengah.

img3

Pedagang-pedagang Belanda terlibat dalam perbudakan global sejak abad ke-16. Mereka tetap berperan demikian hingga paruh pertama 1860-an, ketika Belanda menjadi bangsa terakhir Eropa yang secara formal menghapus perbudakan di koloni-koloninya. Bahkan setelah itu Belanda memberlakukan kerja paksa yang lebih parah lagi kepada subjek-subjek yang sebelumnya diperbudak. Di Hindia Belanda, hal ini diorganisir dalam bentuk “sistem tanam”, yang telah menggantikan perbudakan dengan tipe kerja paksa lain pada periode sebelumnya. Di Suriname dan koloni-koloni Belanda lainnya di Karibia, dekrit emansipasi tahun 1863 menuntut 10 tahun tambahan di perkebunan, di mana populasi Afrika diwajibkan untuk terus bekerja untuk tuan-tuan mereka yang sebelumnya. Peran kerajaan Belanda dalam perbudakan global bersifat ekstensif, termasuk transportasi dan penjualan ratusan ribu tawanan di wilayah Samudra Atlantik dan Samudra Hindia, dan operasi kerja perbudakan di koloni-koloni yang pada titik-titik tertentu mencakup Brazil Utara, New Amsterdam (sekarang New York), Suriname, Afrika Selatan, Indonesia hari ini, Sri Lanka, dan banyak bagian lain Asia. Eksperimen skala besar pertama dengan perkebunan budak oleh Belanda tidak dilakukan di Barat, tetapi di Pulau Banda di Maluku Selatan, tempat pala dihasilkan, setelah Gubernur VOC Jan Pieterszoon Coen mengorganisir genosida penduduk lokal. Di mayoritas area di bawah kontrol VOC, Belanda mengombinasikan perbudakan dengan banyak bentuk kerja paksa lain. Ini berbeda dengan koloni-koloni di Atlantik seperti Suriname, yang sepenuhnya diorganisir di sekitar institusi perkebunan budak Afrika di mana bentuk-bentuk lain dari kerja paksa pada penduduk asli didorong sampai ke marjin.

Sebagaimana yang terjadi pada Inggris dan Perancis, gelombang terakhir dari bentuk klasik perbudakan dagang yang sentral posisinya dalam argumen Eric Williams, terjadi di kerajaan Belanda sepanjang abad ke-18, ketika sirkuit perdagangan dan keuangan Atlantik meledak dengan skala masif. Dan sebagaimana Williams sendiri mengusulkan sekian dekade lampau, pemasukan-pemasukan utamanya tidak ditarik dari perdagangan budak saja, tetapi dari barang-barang yang diproduksi dari perkebunan oleh kerja-kerja para budak: gula, kopi, tembakau, nila, kakao dan produk-produk lain pasar Eropa. Minggu ini, kolega saya Ulbe Bosma dan saya akan menerbitkan artikel panjang dalam jurnal utama tentang sejarah sosial dan ekonomi di Belanda yang menantang anggapan bahwa Belanda hanya menarik keuntungan ekonomi yang marjinal dari perkebunan budak abad ke-18 di wilayah Atlantik. Artikel ini merangkum hasil kerja tim peneliti yang dalam 5 tahun terakhir melihat pentingnya perbudakan di Hindia Belanda bagi ekonomi Belanda. Dengan mengambil tahun 1770 sebagai titik awal, yang adalah tahun rata-rata paruh kedua abad ke-18, kami menunjukkan bahwa 5,2 persen dari PDB Belanda bersumber langsung dari perkebunan budak. Angka itu sendiri telah menunjukkan bahwa kita bicara tentang sektor yang besar. Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan oleh ekonom-ekonom Amerika Serikat yang bekerja untuk pemerintah federal menyimpulkan bahwa bobot seluruh “ekonomi digital” — lembah Silikon, e-commerce, infrastruktur digital hingga atau mencakup perusahaan-perusahaan kabel — adalah sekitar 6,5 persen dari PDB Amerika Serikat hari ini. Namun, persentase PDB hanya menunjukkan kepada kita sepenggal kisah tentang bobot ekonomi dari perbudakan. Adalah penting juga untuk memahami di mana pemasukan-pemasukan ekonomi dari perbudakan itu mendarat. Dalam kasus Belanda, sebagian besarnya adalah di sektor komersial yang masif yang berlokasi di bagian Barat negara tersebut, provinsi terkata di Belanda yaitu Holland. Di sana, menurut perhitungan kami, pada 1770 10,36 persen dari PDB-nya berasal dari perbudakan di Atlantik. Bahwa persentase ini begitu tinggi adalah hasil langsung dari pentingnya barang-barang yang diproduksi budak dalam sektor dagang Belanda, yang masih mendominasi ekonomi pada saat itu. Dari semua barang yang melalui pelabuhan Belanda, 19 persen diproduksi langsung oleh para budak. 4 hingga 5 persen lainnya adalah barang-barang untuk kebutuhan perkebunan dan kapal-kapal budak.

Ibukota Belanda diuntungkan bukan hanya dari eksploitasi koloni-koloni budak yang dikontrol oleh perusahaan-perusahaan kolonial Belanda dan negara. Dari masa Revolusi Belanda di abad ke-16 dan setelahnya, Amsterdam telah berfungsi sebagai penghubung krusial perdagangan dan keuangan yang lebih luas di Eropa. Pada abad ke-17, peran distribusi ini telah melibatkan perdagangan barang-barang kolonial, tetapi secara absolut perdagangan-perdagangan Eropa mendominasi sirkuit investasi kapital. Hal ini secara bertahap berubah di abad ke-18, ketika Belanda kalah bersaing di area-area lain, tetapi sanggup mengompensasikannya dengan menambah bobot perdagangan barang-barang kolonial baik dari wilayah Samudra Atlantik maupun Samudra Hindia. Pada paruh kedua abad ke-18, Belanda bukan hanya mengimpor kopi dan gula dari Suriname, tetapi juga memegang jutaan pon kopi dan gula yang diproduksi di perkebunan utama koloni Prancis St. Domingue. Hubungan antara ekonomi Belanda dan St. Domingue ini bertahan, hingga revolusi budak pada 1791 membawa emansipasi dan pembentukan Haiti merdeka. Sementara itu, jaringan ketat para bankir, pedagang, pemberi hutang dan pemilik uang mengikat pasar finansial Amsterdam pada pemilik-pemilik kebun di koloni-koloni Spanyol, koloni-koloni Karibia milik Denmark, dan Amerika Serikat bagian Selatan.

Argumen-argumen tentang ekonomi Atlantik Belanda ini menunjukkan bahwa pertanyaan tentang hubungan antara kapitalisme dan perbudakan yang diajukan oleh Eric Williams harus didekati dengan kerangka yang lebih luas daripada sekadar hubungan antara Revolusi Industri Inggris dan kompleks gula Inggris di Hindia Belanda. Ia juga menantang ide beberapa sejarawan Belanda bahwa perbudakan Atlantik hanya punya peran yang marjinal dalam ekonomi Belanda. Tetapi ada yang bisa dikerjakan lebih daripada itu, jika sejarah perbudakan betul-betul didekati dengan skala global. Ini tidak harus berarti hanya mengopi metode-metode yang digunakan untuk menghitung signifikansi ekonomi perbudakan Atlantik dan menerapkannya pada kerajaan VOC. Sementara di dunia Atlantik, perkebunan budak menjadi titik yang kepadanya seluruh aktivitas komersil bertumpu, di Asia kerajaan-kerajaan kolonial kebanyakan mengombinasi banyak bentuk kerja paksa pada saat yang sama, sehingga menjadi sulit untuk memperkirakan apa yang mengonstitusikan keuntungan dari perbudakan saja. Juga bahwa perkebunan-perkebunan di wilayah Atlantik dimiliki secara langsung oleh orang-orang Eropa, sementara di Asia VOC sering bergantung pada perantara-perantara seperti raja-raja, bangsawan-bangsawan pemilik tanah, atau pedagang Cina dan petani-petani penyewa. Mungkin yang lebih penting pada tahapan ini, daripada mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut untuk membuat perhitungan yang persis dan sebanding, adalah menghadapi tantangan untuk membawa sejarah-sejarah perbudakan kolonial menuju kerangka bersama. Hubungan-hubungan antara perbudakan di Samudra Atlantik dan Samudra Hindia tidak berakhir dengan pengalaman Belanda dengan perkebunan budak di Pulau Banda, yang dilaksanakan oleh personil VOC dan WIC lintas samudra hingga wilayah Atlantik. Mereka berlanjut hingga era penghapusan perbudakan secara formal, ketika Johannes van den Bosch mengawasi ‘modernisasi’ perkebunan budak di Suriname sebelum ia mengorganisir sistem penanaman di Jawa, dan ketika pekerja-pekerja lepas dari India dan Indonesia dipindahkan ke Suriname untuk membangun kekuatan kerja paksa yang baru setelah dekrit emansipasi tahun 1863.

Menuliskan kembali sejarah perbudakan kolonial Belanda dengan cara yang demikian terhubung akan sangat diperkuat dengan kerjasama antara peneliti-peneliti yang mengerjakan topik-topik ini di Indonesia, Karibia, dan Belanda. Di Belanda sendiri, para sejarawan secara bertahap mulai mengungkap cerita global tentang pentingnya perbudakan untuk kapitalisme Belanda. Akhirnya.***

Pepijn Brandon adalah Asisten Profesor Sejarah Sosial dan Ekonomi di Vrije Universiteit, Amsterdam, dan Peneliti Senior di International Institute of Social History. Ia terhubung dengan Huntington Library, University of Pittsburgh dan Harvard University. Ia telah mempublikasikan secara luas karya-karyanya tentang sejarah perang, kolonialisme dan perbudakan di kerajaan Belanda, juga tentang ide-ide Karl Marx dan Rosa Luxemburg. Monografnya, War, Capitalism, and the Dutch State (1588-1795) diterbitkan dalam seri Historical Materialism dari penerbit Brill/Haymarket.

Artikel ini diterjemahkan oleh Daniel Sihombing.

Sumber

Coffee Economy in Late Colonial Netherlands East Indies: Estates and Capital, 1890–1940

sejarah-kopi-priangan

Dias Pradadimara

Artikel ini berusaha melihat ekonomi kopi pada masa akhir Hindia Belanda dengan fokus pada perkebunan partikelir yang memproduksi kopi serta pada kelas pemilik modal yang telah berinvestasi pada perkebunan-perkebunan ini. Semenjak pertengahan abad ke-19 terdapat peningkatan akses calon pemilik perkebunan terhadap tanah, khususnya di Jawa dan Sumatra. Tertarik pada komoditas ini yang harganya terus menarik, walau tidak stabil, perkebunan kopi didirikan dalam jumlah yang banyak diseantero kepulauan, meskipun penyakit karat daun kopi terus mengancam. Hanya daya tarik tanaman karet serta krisis ekonomi tahun 1930an yang berhasil mengurangi antusiasme terhadap perkebunan kopi. Pada saat yang sama, pengusaha perkebunan baik perseorangan maupun perusahaan yang berbasis di Hindia-Belanda yang mengontrol sebagian besar daripada perkebunan kopi pada akhir abad ke-19, diganti secara perlahan oleh perusahaan berbadan hukum yang berbasis di Hindia Belanda ataupun di Belanda. Modal yang semakin banyak mengalir masuk mengikuti boom karet pada awal abad ke-20 telah mengakibatkan penurunan peranan dari pemilik perkebunan perseorangan maupun perusahaan-perusahaan berbasis di Hindia Belanda.

Download

Keunggulan Kopi Robusta Yang Bisa Dimanfaatkan Oleh Petani Kopi

Kopi Bubuk Robusta Sidikalang Gold 1 Kg

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan flora dan faunanya. Salah satu fauna yang memberikan kontribusi terbaik pada pendapatan negara adalah tanaman kopi. Tanaman kopi memang banyak ditemukan di dataran tinggi di Indonesia. Tanaman kopi yang menghasilkan biji kopi ini memang tidak asing lagi bagi telinga kita. Masyarakat Indonesia bahkan membudidayakannya sehingga bisa di ekspor ke negara lain di seluruh dunia. Jenis dari kopi di Indonesia pun sangat beragam mulai dari kopi arabica, kopi robusta, kopi Liberika dan masih banyak lainnya. Jenis tanaman kopi ini memang bukan asli Indonesia namun sebagian dari kopi ini dibawa penjajah yang secara tidak sengaja dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia.

Salah satu kopi yang sangat menarik banyak perhatian para penikmat kopi adalah jenis kopi Robusta. Kopi jenis ini memang sangat unik dan juga sangat pas untuk semua kondisi. Menyeruput minuman kopi dari jenis robusta ini menambah kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya.

Lahan Penanaman Kopi Robusta

Robusta yang berasal dari kata ‘robust’ yang memiliki arti kuat. Hal ini dibuktikan dari tanaman yang memiliki postur cukup kekar dengan tingkat kekenyalan yang juga cukup kuat pula. Kopi jenis robusta ini merupakan salah satu jenis dari turunan spesies Coffea canephora. Jenis yang satu ini tumbuh di daerah dataran rendah yang berada pada ketinggian 400 sampai 800 meter dpl. Suhu optimal dari pertumbuhan tanaman kopi ini yaitu sekitar 24-30°C dengan curah hujannya yaitu 2000-3000 mm pertahun.

Kopi Bubuk Robusta Sidikalang Bold

Perubahan dari tanaman kopi ini akan terlihat pada umur 2,5 tahun dengan kecocokan daerah tropis serta budidaya penanaman yang cukup intensif. Daerah tropis yang cukup basah ini memberikan efek positif terhadap pertumbuhannya. Agar proses pembuahan biji berlangsung degan sempurna maka dibutuhkan waktu kering sekitar 3 sampai 4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali intensitas hujan turun yang cukup untuk membuat pertumbuhannya normal.

Tidak hanya itu saja, tanaman dari jenis kopi ini juga dibutuhkan tanah yang gembur dan juga kaya akan bahan organik. Hal ini juga perlu didukung dengan tingkat keasaman tanah yang ideal. Biasanya tanaman kopi ini butuh keasaman sekitar 5,5 sampai 6,5. Selain itu juga dianjurkan untuk ditanam dibawah naungan pohon lainnya. Untuk beberapa jenis kopi lainnya, Indonesia juga banyak menanam tanaman kopi berdampingan dengan tanaman lain seperti tanaman teh, tanaman tembakau dan banyak lainnya.

Rasa Unik Kopi Robusta

00 Namoura 03

Menurut beberapa barista, jenis kopi robusta ini merupakan jenis kopi yang merajai Indonesia karena memang import kopi robusta ini sangat banyak ditemukan baik dalam Indonesia. Tidak hanya itu saja, jenis kopi yang satu ini memang memiliki citarasa yang lebih kuat dari yang lainnya. Hal ini dibuktikan dari tingkat rasanya yang sangat berbeda-beda. Dari barista salah satu café ternama di Seattke AS ini menyatakan bahwa kopi robusta sendiri memiliki rasa yang berbeda tergantung dari tempat asalnya. Untuk robusta arab dan juga Afrika lebih kuat akan rasanya yang sangat fruity atau penuh dengan aroma buah-buahan. Hal ini sangat jauh berbeda dengan kopi dari Indonesia yang mana keharuman dan rasanya lebih berasa dengan aroma tanah yang baru saja tersiram dengan air hujan. Tidak hanya itu saja, karena banyak rempah di daerah Indonesia juga membuat kopi robusta memiliki rasa seperti jamu.

Semua keunikan rasa yang dibedakan berdasarkan tempat asalnya ini memang tidak bisa ditentukan dengan pasti. Namun hal yang sangat pasti adalah bahwa kopi jenis robusta memiliki karakter sebagai produk unggulan dengan varietas yang sangat banyak. 99% kopi ini masuk ke Indonesia dan banyak sekali pecinta kopi yang menikmati keunikan yang dimilikinya. Walaupun asalnya berbeda-beda namun hal tersebut memberikan banyak sekali kelebihan lain yang mana varietas rasa yang dimiliki di setiap jenis kopi semakin beragam. Bahkan banyak penelitian yang sudah mengkombinasikan robusta dengan kopi jenis lainnya.

Perbedaan Robusta dengan Arabica

Perbedaan Arabika dan Robusta

Banyak sekali orang membandingkan antara kopi robusta dengan rabica. Kedua jenis kopi tersebut sama-sama populer dikalangan para penikmat kopi ini memang memiliki beberapa perbedaan yang terlihat signifikan. Perbedaan ini jelas terlihat dari sisi rasa, kandungan kafein, harga, serta keadaan lingkungan produksi. Perbedaan inilah yang mengenalkan kita kepada jenis dari arabica serta robusta. Untuk penjelasannya bisa dilihat berikut ini.

Rasa

Feature pertama yang terlihat jelas adalah pada teksturnya. Para penikmat kopi pasti mengutamakan seteguk rasa kopi yang dinikmati yang jelas terasa dilidah. Kopi rasa robusta memiliki macam rasa yang lebih kuat dari arabiaca. Rasa ini kerapkali terasa seperti kacang-kacangan atau rasa gandum. Hal ini memberikan penilaian tersendiri yang dianggap beberapa orang kualitas robusta lebih rendah dibanding arabica. Namun tidak semua robusta memiliki tekstur rasa seperti kacang-kacangan. Biasanya hal tersebut bergantung dari daerah asal biji kopi tersebut ditanam.

Kafein

Pendapat lain yang menjelaskan bahwa kopi robusta sangat jauh berbeda dengan arabica terdapat pada kandungan kafeinnya. Kandungan kafein kopi jenis robusta memiliki kandungan yang lebih tinggi dibanding dengan arabica. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap rasanya. Jika dibanding dengan arabica, robusta memang terasa lebih pahit dibanding dengan yang lainnya. Bahkan kopi jenis robusta ini mempunyai kandungan cafein dua kali lebih banyak dibanding arabica.

Harga

Setelah jelas perbedaannya pada rasa dan juga kandungan kafeinnya, robusta juga termasuk kopi yang memiliki harga lebih murah dibanding dengan arabica. Hal ini sudah terbukti jelas dipasaran yang mana biasanya harga robusta 2 kali lebih murah dibandingkan dengan arabica. Tidak hanya itu saja, kopi instan yang biasa ditemukan di supermarket besar sekalipun menggunakan jenis robusta karena memang harga bahan kopi ini sangat murah dan bisa dikombinasikan dengan mudah.

Keadaan Lingkungan Produksi

arabika

Hal lain yang sangat jauh berbeda dengan kopi arabica adalah pada keadaan lingkungan produksinya. Kopi robusta yang jauh lebih mudah proses penanamannya ini memberikan keunggulan tersendiri. Karena banyaknya kopi jenis robusta yang ditanam membuat harganya turun. Tidak hanya itu saja, jenis ini bisa ditanam pada ketinggian sekitar 200-800 mdpl dan tidak mudah terserang hama. Daya tahan tanaman kopi jenis robusta ini memang sangat baik karena dibantu dengan kandungan kafeinnya yang tinggi sebagai toksin hama.

Walaupun terbilang jauh lebih unggul arabica dibanding dengan robusta, jenis kopi robusta ini memiliki keunggulan lain yang jauh berbeda dibandingkan dengan kopi arabica. Walaupun memang dari segi harga dan juga rasa memang terbilang jauh lebih unggul arabica namun jenis robusta juga merupakan tanaman yang memiliki daya tahan lebih unggul dibanding dengan arabica. Hal ini bisa dijadikan salah satu pemasukan bagi para petani kopi yang bisa menghasilkan lebih banyak biji dari kopi jenis robusta.

Dibalik Kisah Varian Kopi Dengan Rasa Unik, Kopi Lintong

Sebagian besar dari anda mungkin tidak atau belum pernah mengetahui tentang kopi lintong. Tak dapat dipungkiri memang jenis kopi yang satu ini cukup asing bagi telinga para penggemar kopi. Meskipun asing, varian kopi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Kopi ini mempunyai cita rasa yang unik serta dapat meningkatkan gairah bagi para pecinta kopi. Jika anda tertarik untuk mencicipi jenis kopi yang satu ini, terlebih dahulu anda mengetahui bagaimana sejarah varian lintong hingga sampai ke Indonesia.

00 Kopi Arabika Lintong Bubuk

Lintong merupakan salah satu tipe kopi yang ternyata cukup tenar di Indonesia. Seperti yang kita tahu, Indonesia memang negara yang dikenal sebagai salah satu kawasan yang mempunyai keragaman jenis kopi yang sangat menarik. Diantara jenis kopi tersebut yakni kopi luwak yang telah menjadi salah satu produk unggulan kopi yang berasal dari Indonesia. Tidak hanya itu, kita juga bisa melihat adanya lebih dari satu ragam jenis kopi yang lain yang juga telah dikenal lebih-lebih di kawasan lintong nihuta, kawasan tapanuli utara. Jenis kopi tersebut dikenal sebagai produk kopi arabika.

Kopi Lintong dan Sejarahnya

Terkait dengan sejarah kopi lintong, ada histori yang cukup menarik dibalik varian kopi yang satu ini. Pasalnya, varian lintong didatangkan oleh pihak VOC yakni pada sekitar tahun 1750. Bagi anda yang sudah pernah mencicipinya, mungkin sudah mengetahui jika lintong merupakan tipe kopi yang dikenal mempunyai rasa asam yang berlebihan. Namun, anda dapat mencampurkannya dengan kopi robusta supaya bisa mengurangi rasa asam tersebut. Perlu diketahui juga bahwa lintong merupakan salah satu varian kopi terbaik dan hal ini sudah diakui oleh dunia.

Bagi anda yang ingin menikmati jenis lintong ini, anda tidak perlu jauh-jauh pergi ke pulau sumatera. Selain bisa mendapatkannya dengan cara order via online, di Jakarta sendiri ada beberapa cafe yang menyediakan kopi lintong sebagai salah satu menu unggulannya. Jika dilihat dari sudut pandang perkembangan industry kopi yang ada di Indonesia, ada segi positif yang dapat dilihat yaitu mampu menunjang pemerintahan dalam hal mengurangi angka pengangguran. Industri kopi yang ada di dalam negeri mampu menyediakan kesempatan usaha cukup menarik untuk anda yang berminat. Hal ini juga bisa menjadi ajang promosi untuk memasarkan kopi lokal dari daerah masing-masing dengan cita rasa yang unik, khas, dan berbeda-beda.

Saat ini, minuman yang berbahan dasar kopi sudah bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai golongan dan profesi. Hal ini terbukti dengan adanya minuman kopi yang ditawarkan di beberapa tempat makan mulai dari yang berjenis warung hingga di restaurant hotel berbintang lima. Minuman kopi juga cukup menarik karena mempunyai segi pemrosesan dan penyajian yang unik dan berbeda dengan jenis minuman yang lain. Hal ini pulalah yang membuat kopi mempunyai cita rasa yang khas dan menyediakan beragam pilihan dengan tipe kopi yang bermacam-macam pula. Tak ada salahnya jika sebagai penggemar kopi, anda mencicipi lebih dari satu varian kopi.

Kopi lintong merupakan salah satu jenis kopi yang wajib dicoba oleh pecinta kopi. Tipe kopi ini bahkan sudah menarik perhatian dari beberapa negara seperti Amerika, Jerman, Rusia, dan juga Belanda. Nampaknya, negara-negara di kawasan Asia juga mulai tertarik dengan kopi ini. Negara tersebut adalah Jepang, Korea, dan lainnya. Lintong memang diincar banyak industry kopi karena mempunyai kualitas yang bagus.

Lintong merupakan jenis kopi yang sudah dikenalkan sejak sekitar tahun 1888. Kopi ini pertama kali ditanam di kawasan bukit danau toba. Pada sekitar tahun 1988, tipe kopi lintong berhasil menjadi salah satu produk andalan yang berasal dari Sumatera Utara dan juga menyediakan varian lain seperti kopi Mandheling dan kopi Sidikalang. Sebagai rakyat Indonesia, sepatutnya kita bangga dengan kopi ini sebagai salah satu produk kopi khas Indonesia. Lintong bisa menjadi referensi bagi anda yang ingin menikmati tipe kopi baru. Kopi yang satu ini terkenal dengan rasa yang kental namun tetap lembut. Tak hanya itu, lintong juga dilengkapi dengan aroma yang wangi serta rasa asam yang khas.

Kopi Lintong, Varian Kopi yang Sudah Mendunia

Lintong atau Lintong Ni Huta merupakan kopi asli Sumatera Utara dan berasal dari daerah Lintong Nihuta, kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara. Kopi lintong ini sudah menembus pasar dunia serta diakui oleh para pecinta kopi sejati sebagai salah satu tipe kopi terbaik yang wajib dicicipi. Sebenarnya, lintong sendiri bukanlah nama spesies atau jenis tambahan dari kopi arabika dan robusta. Lintong merupakan nama sebuah brand-merk dagang yang sudah dipasarkan baik di pasar domestic ataupun mancanegara. 

Perlu diketahui bahwa lintong adalah jenis kopi yang langsung dipetik dari pokok kopi. Lantaran begitu terkenalnya merk Kopi lintong, sampai-sampai sebagian masyarakat menyamakan antara kopi Lintong Brastagi, Sipirok, Kopi Sumatra Mandheling, Kopi Sidikalang, dan Dolok Sanggul.

Untuk anda yang ingin membeli kopi lintong ini, Namoura Coffee menyediakan kemasan kopi bubuk dengan tiga variasi : 250 gram, 500 gram, dan 1 Kg.

Mengenal Kenikmatan Kopi Sumatera, Kopi Terbaik Dunia

August 18, 2020 1 comment

00 Namoura Coffee - Rumah Batak 02

 

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kopi terbesar di dunia. Ada banyak sekali jenis kopi yang tumbuh di indonesia. Salah satunya adalah kopi yang berasal dari sumatera. Bagi peminat kopi, pasti tidak asing dengan nama kopi sumatera. Ini. untuk lebih jelasnya kita akan membahas semua tentang kopi asli sumatera.

Apa Itu Kopi Sumatera

Seperti namanya kopi ini berasal dari sumatera utara. Memiliki cita rasa yang komplek dan berat. Selain itu teksturnya lebih halus dibandingkan jenis kopi lain di dunia. Proses pengelolaannya bisa memakai cara semi washed atau dry processed. Untuk jenis kopi yang tumbuh di pesisir selatan sumatera, dikenal dengan nama kopi lintong. Untuk yang tumbuh di bagian barat. Dikenal dengan kopi gayo dan masih banyak jenis kopi yang berasal dari sumatera lainnya.

Sebagian kopi yang berkualitas di indonesia memang berasal dari sumatera. Kopinya memiliki kekhasan tersendiri. Bahkan di daerah lampung, satu tahun bisa menghasilkan lebih dari 1,5 ton kopi per hektarnya. Masih banyak kebun kopi di sumatera. Sehingga setiap tahunnya selalu dihasilkan kopi yang banyak.

Asal Mula Kopi Sumatera

Kopi sumatera tidak hanya dikenal oleh masyarakat indonesia saja. Bahkan ke populeran kopi ini sampai ke penikmat kopi di luar negeri. Bahkan di amerika serikat, kopi dari sumatera ini laris manis. Asal mula kopi sumatera ini sudah ditanam sejak zaman dulu. Dikembangkan oleh petani lokal, sehingga menghasilkan kopi yang berkualitas dengan tekstur yang enak. Ada kopi lampung, kopi sidakalang, kopi aceh, kopi gayo dan masih banyak lainnya.

Manfaat Kopi Sumatera

Ternyata konsumsi kopi juga memiliki banyak manfaat. Tak hanya untuk mengatasi rasa kantuk saja. Berikut ini manfaat kopi sumatera yang harus anda ketahui:

Bisa meningkatkan memori

Kafein yang ada di kopi ternyata bisa meningkatkan memory. Penyakit alzheimer dan dementia merupakan penyakit yang berhubungan dengan memory. Menurut sebuah penelitian, dengan konsumsi dua gelas kopi setiap harinya. Dapat membantu ingatan lebih lama. Sehingga bisa mencegah terkena penyakit alzaimer atau dementia.

Mencegah Kanker

Konsumsi kopi setiap harinya, ternyata bisa mencegah terkena penyakit kanker endrometrium. Hal ini dikarenakan kandungan didalam kopi bisa menjaga kandungan hormon estrogen dan insulin didalam tubuh. Selain itu kopi mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Sehingga perkembangan sel kanker akan terhambat. Untuk pemilik maag, lebih baik batasi konsumsi kopi.

Mencegah Penuaan Dini

Tidak ingin cepat tua dan keriput, cobalah untuk konsumsi kopi sumatera secara rutin. Kopi mengandung antioksidan, sehingga bisa menghilangkan racun didalam tubuh dari radikal bebas. Ini akan membuat sel beregenerasi dengan baik. Akhirnya keriput hilang dan penuaan dini tidak terjadi. Kulit menjadi lebih bersih dan sehat.

Meningkatkan Metabolisme Tubuh

Jika anda ingin menurunkan berat badan dan membakar lemak, konsumsi kopi bisa membantu. Supaya pembakaran lemak efektif, anda harus meningkatkan sistem metabolisme terlebih dahulu. Olahraga termasuk cara untuk meningkatkan sistem metabolisme. Tetapi konsumsi kopi juga bisa membantu meningkatkan sistem metabolisme tubuh. Kandungan kafein didalam kopi ternyata bisa meningkatkan metabolisme, sehingga lemak cepat terbakar.

Jenis-Jenis Kopi Sumatera

Setelah mempelajari tentang apa itu, asal usul dan manfaat dari kopi asal sumatera ini. Kita akan membahas lebih jauh tentang jenis kopi sumatera yang banyak sekali. Berikut ini penjelasannya.

Kopi Sidakalang

109777620_10222795900182759_4350971006325628510_n

Kopi sidakalang tumbuh di daerah sumatera utara. Memiliki rasa dan aroma yang khas. Daerah ini berada di pegunungan, membuat pohon kopi bisa tumbuh dengan subur. Lokasinya dekat dengan bukit barisan. Memiliki ketinggian sekitar 1300-145- mdpl. Kadar bitterness dari kopi sidakalang cukup instens dan tinggi. Sehingga agak pahit rasanya. Proses pengelolaan dengan cara giling basah.

00 Kopi Bubuk Arabika Sidikalang 250 & 500 gram

Kopi Lintong

00 Kopi Arabika Lintong Bubuk

Kopi lintong pertama kali masuk ke sumatera pada tahun 1988, dibawah oleh kolonial belanda. Pertama kali ditanam di daerah bukit barisan yang dekat dengan danau toba. Selain itu juga ditanam di daerah kecamatan linting nihuta. Inilah alasan kenapa diberi nama kopi lintong. Memiliki aroma yang khas dan rasa yang kuat.

Tumbuhnya di daerah kabupaten humbang hasundutan. Lebih tepatnya berasa di kecamatan lintong nihuta dengan ketinggian 1400-1450 mdpl. Ada di danau toba dan kecamatan dolok sanggul dengan ketinggian 1450-1600 mdpl. Ciri-ciri dari kopi lintong antara lain memiliki rasa seperti dark chocolate, aciditynya rendah, bentuknya lebih tebal dan herbal. Proses pengelolaannya dengan cara giling basah.

Kopi Gayo

Kopi gayo berasal dari dataran tinggi aceh sumatera. Wilayah ini terkenal sebagai kota penghasil kopi berkualitas, Sebagian besar jenis kopi yang diproduksi adalah jenis kopi arabika. Sudah banyak penghargaan yang didapatkan oleh kopi gayo. Ada sertifikat fair trade, indonesia specialty coffe dan masih banyak lainnya. Wilayah tumbuh kopi gayo di sekitar daerah takengon, aceh tengah, gayo lues, dan bener meriah. Ketinggiannya sekitar 1200-1700 mdpl. Untuk pecinta kopi, wajib mengunjungi daerah ini untuk menemukan kopi terbaik di indonesia.

00 Kopi Arabika Gayo Bubuk

Ciri dari kopi sumatera ini memiliki rasa yang sangat kompleks. Semua rasa, aroma dan tekstur dari kopi gayo sangat sempurna. Tidak ada yang dominan satu sama lainnya. Sehingga memiliki rasa yang benar-benar enak. Bahkan after tasternya cukup panjang. Aromanya sangat enak, aciditynya seimbang dan bodynya juga sedang. Proses pengelolaannya dengan honey, washed process atau natural. Anda wajib untuk menikmati kopi paling enak di indonesia ini.

 Kopi Tanah Karo

Kopi tanah karo sudah popular sejak tahun 1900an. Pada waktu itu tentara belanda, membawa kopi ini ke eropa. Sehingga makin banyak orang yang suka dengan kopi tanah karo ini. Salah satu kopi sumatera ini memiliki rasa yang unik. Sebagian besar kopi yang ditanam di tanah karo jenis arabika. Lokasi penanamannya sekitar kabanjahe, berastagi dan lereng gunung sinabung. Ketinggian sekitar 1275 -1300 mdpl. Rasa kopi karo sedikit ada rasa jeruknya. Jadi seperti ada rasa asam-asam jeruk. Untuk proses pengolahannya dengan cara giling basah.

Kopi Minang Solok

Dulu kopi minang solok tidak begitu terkenal. Masih sedikit orang yang tahu. Tetapi 2 tahun yang lalu, kopi ini semakin popular dan menjadi pilihan kopi terbaik dari sumatera. Berasal dari daerah dataran tinggi solok. Tempat tumbuhnya dekat dengan gunung talang yang memiliki ketinggian 1200-1600 mdpl. Dibandingkan jenis kopi lainnya, kopi minang solok memiliki rasa yang lebih ringan. Rasanya seperti ada rasa buah-buahan. Rasanya hampir mirip dengan kopi afrika. Jika anda tidak suka kopi pahit, kopi minang solok bisa menjadi pilihan yang tepat. Proses pengelolaannya dengan cara honey, washed dan natural.

Kopi Bengkulu

Kopi bengkulu tentunya berasal dari bengkulu. Sebagian besar kopi yang ditanam disini adalah jenis kopi robusta. Di tanam sekitar gunung kaba yang memiliki ketinggian berkisar 800-1400 mdpl. Rasa dari kopi bengkulu bervariasi. Ada yang rasanya seperti buah-buahan, ada yang rasa kakao dan bahkan ada yang rasa rempah-rempah. Untuk proses pengolahannya dengan fully washed atau semi washed.

Kopi Kerinci

Daerah kerinci menghasilkan kopi robusta. Ada beberapa tempat yang menghasilkan kopi arabika. Bahkan pada tahun 2014, ada beberapa tempat yang mulai memproduksi kopi liberica. Banyak ditanam dilereng gubung kerinci. Dengan ketinggian 500-1500 mdpl. Daerah ini kandungan organiknya sangat tinggi. Sehingga bisa menghasilkan kopi yang berkualitas. Selain di lereng gunung kerinci, juga ditanam di daerah batu ampar, gunung tujuh, solok selatan dan sungai penuh. Rasanya seperti campuran antara gerbal dan cinnamon. Kaya dengan rempah-rempah. Proses pengolahan dengan full wash atau giling basah.

 Kopi Lampung

Jenis kopi selanjutnya adalah kopi lampung. Jenis ini memang sangat terkenal. Bahkan banyak perusahaan produksi kopi yang memiliki perkebunan didaerah sini. Sebagian besar kopinya adalah kopi robusta. Tempat penanamannya ada di lampung tengah, lampung barat dan tanggamus. Memiliki rasa seperti coklat yang komplek dan tinggi. Proses pengolahannya masih natural atau cara tradisional.

Itulah beberapa jenis kopi sumatera yang bisa anda konsumsi. Setiap jenis memiliki rasa, aroma dan tekstur yang berbeda-beda. Jadi pilihan varian kopi yang paling anda sukai.